MAKALAH
LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN
(Makalah disusun untuk memenuhi syarat tugas
mata kuliah
Landasan Pendidikan)
Dosen Pengampu : Ibu Setya
Wahyuningsih, M.Pd
![](file:///C:\Users\u\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
Disusun oleh :
Kelompok 3
1.
Agil Rayina
Setiyanawati (162151024
)
2.
Ajeng Permatasari (162151117
)
3.
Asri Wahyuni (162151061
)
4.
Asti Justika (162151106
)
5.
Nisrina Fauziyyah Puad
(
162151081)
6.
Nisrina Nurfajrianti (162151103
)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin,
segala puji bagi Allah SWT Tuhan seruluh alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Landasan dan Asas Pendidikan”.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Setya Wahyuningsih, M.Pd selaku dosen pembimbing Ilmu Pendidikan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Siliwangi program studi Pendidikan Matematika yang selalu berdoa dan
memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan kepada penyusun pada
khusunya.
Tasikmalaya,
September 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
- Rumusan Masalah..................................................................................... 1
- Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Pengertian Landasan Pendidikan.............................................................. 3
- Macam-macam landasan Pendidikan........................................................ 3
- Pengertian Asas-asas pendidikan.............................................................. 12
- Macam-macam Asas Pendidikan ............................................................. 13
BAB
III PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas
tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan
pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan
landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.
Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas
pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar
dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan
asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural,
psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah
Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian
dalam belajar.
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
- Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?
- Apa sajakah landasan pendidikan?
- Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?
- Apa sajakah asas-asas Pendidikan?
Berdasarkan latar belakang di atas
dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
- Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas,
karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar
pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material
(contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh:
landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun
asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma,
postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua
sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah
praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah
studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang
atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa
kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi
pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami
pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi
dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.
B.
Macam-macam Landasan pendidikan
1.
Landasan Filosofis
Landasan
Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi
tujuannya, dan sebagainya.
Landasan
filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat,
falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti
mencintai, dan sophos atausophis berarti hikmah,
arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Konsepsi-konsepsi filosofis
tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua
faktor, yaitu religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.
Ilmu
pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara keduanya:
Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena
filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia (Redja
Mudyahardjo, et.al., 1992: 126-134.)
Tinjauan
filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta
merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah
filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni:
1.
Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat
dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada
ilmu pengetahuannya itu.
2.
Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk),
estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”,
termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika,
epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar
pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran
hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan
hasil kajian antara lain tentang:
1.
Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini,
seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal
educandum, dan sebagainya.
2.
Masyarakat dan kebudayaannya.
3.
Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi
tantangan.
4.
Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya
filsafat pendidikan (Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9).
Hasil-hasil
kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat
besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai
berikut:
1.
Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala
kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang
sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan
variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
2.
Idealisme
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide
sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah
bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau
mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati
yang absolute dan abadi.
3.
Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat
yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar,
atau ukuran kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu
itu kepada manusia (Abu Hanifah, 1950: 136). John Dewey (dari Redja
Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144), salah seorang tokoh pragmatisme, mengemukakan
bahwa penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap:
1.
Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya
situasi ketegangan didalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
2.
Diagnosi, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor
penyebabnya.
3.
Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkiarakan dapat
mengatasi masalah.
4.
Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan
membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan.
5.
Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik
dilaksanakan.
Oleh karena itu, bagi paragtisme, pendidikan adalah suatu proses
eksperimental dan metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan masalah.
Pengaruh aliran paragtisme tersebut bahkan terwujud dalam gerakan pendidikan
progresif atau progresivisme sebagai bagian dari suatu gerakan reformasi
sosiopolitik pada akhir abad XIX dan awal abad XX di Amerika Serikat.
Progresivisme menentang pendidikan tradisionalis serta mengembangkan teori
pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain:
1.
Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar.
2.
Menumbuhkan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang
belajar.
3.
Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
4.
Harus ada kerja sama sekolah dan rumah.
5.
Sekolah progresif harus merupakan suatu laboraturium untuk
melakukan eksperimentasi (Wayan Ardhana, 1986: 16-17)
- Landasan Sosiologis
Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain
sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada
hewan.pada wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
·
Pembagian pada anggotanya
·
Ketergantungan pada anggota
·
Ada kerjasama anggota
·
Komunikasi antar anggota
·
Dan adanya diskrimunasi antara individu satu denan yang lain dalam
kelompok
Landasan sosiologi yaitu suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan
memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang
cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di
pelajari antara lain:
1) Hubungan
pendidikan dengan aspek masyarakat lain yang
mempelajari:
·
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
·
Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosiala dengan sstem
kekuasaan lain
·
Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan
perubahan kebudayaan
·
Hubungan antar kelas sosial
·
Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan
ras,kebudayaam dan kelompok kelompok dalam masyarakat
2) Hubungan
kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
· Sifat kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan
kebudayaan di luar sekolah
· Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah
3) Pengaruh sekolah pada
perilaku anggotanya,yang mempelajari:
·
Peranan sosial guru
·
Sifat kepribadian guru
·
Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laju sisiwa
·
Fungsi sosial sekolah pada sosialisasi anak anak
4) Sekolah
dalam komunitas,mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya
yang meliputi:
· Pelukisan
komunitas sekolah sepertti tampaknya dalam prganisasi sekolah
· Analisis
tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosila tak terpelajar
· Hubungan antara
sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikannya
· Faktor faktor
demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah
Dalam keempat bidang
di atas yang di pelajari untuk memahami pendidikan dalam masyarakat
menurut Wayan ardhan.
Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan
nasional (sisdiknas)
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama anatara lain:
·
Adanya interaksi antar warga warganya
·
Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat,hukum dan norma yang
berlaku
·
Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.
3.
Landasan Kultural
Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sehingga kebudayaan dapat
dilestarikan/dikembankang dengan jalan
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara informal maupan formal.
Landasan Kultural adalah kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
·
Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
·
Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
·
Fisik yakni benda hasil karya manusia
Kebudayaan nasional
sebagai landasan
sisitem pendidikan nasional seperti
yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia yang majemuk dan
akan kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh
karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan
yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.
- Landasan Psikologis
Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis
merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada
umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada
pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
Landasan psiklogis adalah pemahaman
peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor
keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan
sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di
kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
·
Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan,
tidur, istrahat dan sebagainya)
·
Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan
bebasdari ketakutan
·
Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang
dalam kelompok
·
Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang
di miliki
·
Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami.
·
Kebutuhan
akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Adapun perkembangan peserta didik sebagai
landasan psikologis berlangsung
sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai
perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu
aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang
mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan
beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:
·
Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam
berbagai teori kepribadian.
·
Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia
tertentu (sebab: kepribadian itu unik)
Terdapat dua
hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:
·
Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir
secara sistematik.
·
Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.
- Landasan Ilmiah dan Teknologi
Seperti yang
kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata
lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan
iptek.
Terdapat
beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing
yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge)
adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap
fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
Perkembangan Iptek sebagai landasan ilmiah merupakan salah satu hasil dari
usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada
permulaan kehidupan manusia. Bukti
historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh
bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya
system almanac, geometri dan kegiatan survey.
6.
Landasan Konstitutional
Landasan
konstitusional berkaitan dengan segala ketentuan dan aturan tentang
ketatanegaraan , misalnya UUD 1945
1.
UU No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
2.
PP No 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional
3.
Pedoman penghitungan beban kerja guru 24 jam
4.
PP No 37 tahun 2009 tentang dosen
5.
UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
6.
PP No 74 tahun 2008 tentang guru
7.
PP No 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan
8.
PP No 17 Tahun 2010 tentang pengeloloaan dan penyelenggaraan
pendidikan
9.
Permendiknas 28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah
10.
PP No 36 Tahun 2007 tentang tunjangan profesi bagi guru
11.
Permendiknas No 10 tahun 2009 tentang sertifikasi guru
12.
Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar guru
13.
Permendiknas No 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah
14.
Permendiknas No 28 tahun 2008 tentang standar standar kompetensi
konselor
15.
Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi KTSP
16.
Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan
17.
Permendiknas 020 tahun 2007 tentang standar penilaian
18.
Permendiknas 024 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana
C.
Pengertian Asas-asas Pendidikan
Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau
tumpukan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan
dapat mendidik diri sendiri. Diantara asas-asas tersebut adalah Asas tut wuri
handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
D.
Macam-macam Asas Pendidikan
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas
pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas
yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa
Sung Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
·
Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).
·
Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
membangkitkan semangat).
·
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti
dengan awas).
2.
Asas Pendidikan Seumur hidup
Asas belajar
sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.
1.
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan
peserta didik di masa depan.
2.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
- Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut
wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya
dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada
prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri
dalam belajar.
Selanjutnya, asas pendidikan seumur hidup hanya dapat diwujudkan apa bila didasarkan
pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena
adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu
tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain: informator, organisator
dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur
berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik
berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru
mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar
itu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak
segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari
pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat
kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini
menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
B. Saran
Penulis adalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan, penulispun menyadari bahwa makalah yang penulis buat masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakannya pada masa
mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Hanifah. 1950. Rintisan
Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa Timur, Jilid I. Jakarta: Balai Pustaaka.
Conny Seniawan, et. al. 1951. Pendekatan
Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk.
2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
No comments:
Post a Comment