ARUS
BOLAK BALIK
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah fisika lanjut)
Disusun oleh:
Aditya Dwi
Saputra 162151065
Iin Munmainah 162151093
Isti Kholisoh Nurfauziah 162151017
Nisrina Fauziyyah Puad 162151081
Nisrina Nurfajrianti 162151103
Wangi Siti Hismayanti 162151127
Widiana Yosika 162151110
Silvia
Alma 162151035
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat, taufik serta hidayahnya kepada
kami sehingga penulisan makalah “Arus Bolak Balik” ini dapat berlangsung dengan
lancar. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Lanjut.
Dalam hal ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Syarif Barnas., M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah fisika lanjut dan semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan
makalah Arus Bolak Balik ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu demi
kesempurnaannya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan untuk masa mendatang.
Tasikmalaya, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
PEMBAHASAN.................................................................................................. 1
A.
Pengertian Arus dan Tegangan Bolak-Balik.................................................. 1
1.
Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik. 2
2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik..................................... 3
3.
Nilai Rata-Rata Arus Bolak-Balik........................................................... 4
4.
Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik............................................. 4
B.
Rangkaian Arus Bolak-Balik........................................................................... 6
1.
Rangkaian Hambatan pada Arus Bolak Balik........................................ 6
2.
Rangkaian Induktor dalam Rangkaian Arus AC........................... 7
3.
Rangkaian Kapasitor dalam Arus AC.................................................... 9
4.
Rangkaian Seri RL................................................................................ .11
5.
Rangkaian Seri RC................................................................................ .13
6.
Rangkaian Seri RLC.............................................................................. .14
C.
Daya dalam Rangkaian.................................................................................. 17
D.
Penerapan Arus Bolak-Balik dalam Kehidupan Sehari-hari.......................... 18
Soal dan
Pembahasan............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 25
PEMBAHASAN
ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK
Generator listrik
dibedakan menjadi 2 jenis, generator
arus searah, yang menghasilkan
arus dan tegangan listrik searah, dan generator bolak-balik yang menghasilkan arus dan tegangan
bolak-balik. Pada umumnya semua tenaga
listrik yang dihasilkan oleh generator merupakan
listrik bolak-balik, hal ini yang menjadikan materi ini menarik
untuk dipelajari.
A. Pengertian
Arus dan Tegangan
Bolak-Balik
Dalam zaman modern sekarang ini kebutuhan
akan energi listrik merupakan
kebutuhan yang sangat pokok. Pada saat ini hampir semua perkantoran dan industri menggunakan energi listrik yang
jumlahnya semakin lama
semakin besar. Pemerintah pun berusaha untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik dengan membangun pembangkit tenaga listrik. Dewasa ini telah banyak dibangun proyek-proyek untuk Pembangkit Tenaga
Listrik Negara dengan berbagai sumber tenaga yang digunakan untuk
menjalankannya, misalnya
PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap), PLTD (Pembangkit
Listrik Tenaga Disel), PLTG (Pembangkit
Listrik Tenaga Gas/Panas Bumi), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Air), dan sebagainya.
Pada umumnya semua tenaga listrik
yang dihasilkan oleh berbagai
sumber pembangkit tenaga listrik tersebut
adalah berupa arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh generator yang digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber daya alam.
Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan listrik yang arahnya
selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik. Seperti telah dijelaskan
pada bab terdahulu
dalam hukum Faraday bahwa
adanya perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh kumparan akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada
ujung-ujung kumparan dan jika antara ujung- ujung kumparan tersebut dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar
akan mengalir
arus listrik
melalui penghantar tersebut. Berdasarkan prinsip hukum Faraday inilah
dibuat sebuah generator
atau
dinamo, yaitu suatu alat yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik (energi gerak)
menjadi energi listrik.
Tegangan listrik
dan arus listrik yang dihasilkan
generator berbentuk tegangan
dan arus listrik sinus soidal, yang
berarti besarnya nilai tegangan
dan kuat arus listriknya sebagai
fungsi sinus yang sering dinyatakan
dalam diagram fasor (fase vektor).
Diagram fasor adalah menyatakan suatu besaran yang nilainya
berubah secara kontinu,
fasor dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum jam.
Apabila generator tersebut
dihubungkan dengan suatu penghantar R dan menghasilkan tegangan
maksimum sebesar Vmax, maka tegangan dan arus listrik yang melewati penghantar
tersebut dinyatakan :
V = Vmax sin t
|
I = Imax sin
|
Gambar 6.1 (a) Arus listrik melalui penghantar, (b) Grafik arus dan tegangan
sebagai fungsi waktu.
1.
Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik
V = Vmax sin wt dan I = Imax
sin (wt + 90o)
|
2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-
Balik
Nilai tegangan dan arus bolak-balik selalu berubah secara periodik sehingga menyebabkan,
kesulitan dalam meng- adakan pengukurannya
secara langsung. Oleh karena
itu, untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak
balik (AC = Alternating
Current) digunakan nilai efektif. Yang
dimaksud dengan nilai efektif arus
dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang setara
dengan arus searah yang dalam waktu
yang sama jika mengalir dalam hambatan
yang sama
akan menghasilkan
kalor yang sama. Semua alat-alat
ukur listrik arus bolak-balik menunjukkan nilai efektifnya. Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan :
3. Nilai Rata-Rata Arus Bolak-Balik
Nilai rata-rata arus bolak-balik
yaitu nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama pada sebuah
penghantar yang sama.
Hubungan antara nilai arus dan
tegangan arus bolak-balik
dengan nilai arus dan tegangan
maksimumnya dinyatakan dalam
persamaan :
di mana :
Vr = tegangan rata-rata
Ir = kuat arus rata-rata
V max = tegangan maksimum
I max = kuat arus maksimum
4.
Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik
Pada dasarnya
alat ukur lisrik arus bolak-balik
tidak menunjukkan nilai yang sesungguhnya,
melainkan nilai efektifnya. Misalkan pada alat ukur amperemeter
AC dan voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat tersebut
bukan merupakan nilai yang sesungguhnya,
akan tetapi merupakan nilai efektifnya.
Sedangkan untuk melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau untuk
mengetahui tegangan puncak ke puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan
alat ukur yang disebut dengan CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop.
Pada layar CRO dapat terlihat
bentuk grafik dari arus atau tegangan bolak-balik terhadap waktu.
Pada prinsipnya pada sebuah CRO
terdapat tombol pengatur vertikal (penguat
tegangan) yang sering disebut Volt/Dive
dan tombol pengatur horisontal
yang sering
disebut sweeptime yang menyatakan
lamanya waktu sapuan ke arah horisontal. Misalkan tombol Volt/Dive menunjuk pada angka 1 Volt yang artinya tinggi 1 kotak
dalam layar CRO tersebut menyatakan
besarnya tegangan 1 Volt sedangkan jika tombol sweeptime menunjuk pada angka 20 ms yang
berarti untuk menempuh satu kotak horisontal
pada layar oskiloskop membutuhkan waktu 20 mili
sekon. Misalkan sebuah tegangan sinusoidal arus bolak-balik pada layar oskiloskop
terlihat bahwa 1 gelombang
menempati 4 kotak ke arah horisontal dan 6 kotak ke arah vertikal
(Perhatikan Gambar 6.3 (a) di
bawah ini).
(a)
(b)
Gambar 6.3 (a) Tampilan pada layar osiloskop, (b) Pengukur arus dan tegangan.
Apabila tombol pengatur
vertikal menunjuk pada angka 2 Volt dan pengatur horisontal
menunjuk angka 5 ms. Dapat diperoleh hasil pembacaan
sebagai berikut.
Vmax = 3 x 2 Volt = 6 Volt
VP-P = 6 x 2 Volt = 12 Volt
Periode = T = 4 x 5 ms = 20 ms = 2.10-2 s
Frekuensi = f = = 50 Hz
Sedangkan
hasil pembacaan pada alat ukur arus atau tegangan
bolak-balik dapat dinyatakan :
B. Rangkaian
Arus Bolak-Balik
1.
Rangkaian Hambatan pada Arus Bolak Balik
Rangkaian hambatan/resistor dalam arus bolak-balik (AC) berfungsi sebagai
pembatas arus listrik yang masuk
atau menurunkan potensial listrik dalam rangkaian sehingga antara
arus dan tegangan pada hambatan tersebut dengan arus dan tegangan pada sumber tidak mengalami perubahan
fase, yang artinya arus
dan tegangan
pada hambatan/resistor
adalah sefase, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 6.4 (a) Rangkaian resistor
dengan sumber tegangan AC, (b) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (c) Diagram fasor rangkaian resistor murni.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan
dari hukum Ohm yaitu :
I =
sin Zt
2. Rangkaian Induktor dalam Rangkaian Arus AC
Perhatikan gambar rangkaian induktor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Besarnya tegangan pada
ujung-ujung induktor sama dengan tegangan
sumber, sehingga berlaku :
Apabila kita lihat antara persamaan
IL (kuat arus dalam induktor)
dengan V (tegangan sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan
listrik terjadi selisih sudut fase sebesar 90o atau
di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan
dengan selisih sudut fase 90o.
Perbedaan fase
antara kuat arus dan tegangan
pada induktor dapat digambarkan dengan diagram fasor sebagai
berikut :
Gambar 6.6 (a) Grafik arus dan tegangan
sebagai fungsi waktu, (b) Diagram
fasor rangkaian induktor
murni
Apabila kita perhatikan persamaan = Imax identik dengan I =
pada hukum Ohm, di mana Z L merupakan suatu hambatan yang disebut dengan
reaktansi induktif yang diberi lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL =
Z L = 2SƒL
|
di mana :
XL = reaktansi induktif
(Ohm = :)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
Z = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan
kuat arus yang mengalir
pada induktor, XL menyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan
maksimum, dan Vef menyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku
hubungan :
3. Rangkaian Kapasitor dalam Arus AC
Dalam rangkaian
kapasitor pada arus AC mempunyai sifat
bahwa arus mendahului tegangan
dengan beda sudut fase sebesar 90o atau
dan berlaku hubungan :
Gambar 6.8 (a) Grafik arus dan tegangan
sebagai fungsi waktu, (b) Diagram fasor rangkaian
kapasitor murni
4. Rangkaian Seri RL
Gambar di bawah ini menggambarkan
sebuah rangkaian seri hambatan
dan induktor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang disebut rangkaian
seri RL.
(a) (b)
Gambar 6.9 (a) Rangkaian seri RL, (b) Diagram fasor
arus dan tegangan
pada rangkaian seri RL.
L
|
5. Rangkaian Seri RC
Gambar di bawah ini
menggambarkan sebuah rangkaian seri hambatan dan
kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan
AC sebesar V, yang disebut rangkaian seri RC.
(a) (b)
Gambar 6.10 (a) Rangkaian
seri RC, (b) Diagram fasor arus dan tegangan pada rangkaian seri RC.
C
|
V =
Sedangkan :
VR = I R
VL = I XC
V =
V = I
Z =
Besarnya pergeseran
fase antara arus dan tegangan dinyatakan:
tg T =
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan
tegangan pada rangkaian seri RC tidak lagi sebesar 90o, melainkan
kurang dari 90o di mana tegangan tertinggal terhadap arus.
6. Rangkaian Seri RLC
Gambar 6.11 (a) Rangkaian
seri RLC, (b) Diagram fasor arus dan tegangan pada rangkaian seri RLC
Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian
yang terdiri atas hambatan, induktor
dan kapasitor
yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Telah diterangkan
bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus, dan
pada kapasitor
arus mendahului
tegangan. Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari
dengan menggunakan diagram fasor sebagai berikut :
Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri
RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari VR, VL, dan VC menjadi
:
V =
di mana :
V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)
VR = tegangan pada hambatan (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)
Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan
dan
arus terdapat beda sudut fase sebesar
T yang dapat dinyatakan dengan :
Besarnya arus yang melewati
rangkaian RLC adalah sama, sehingga
besarnya tegangan pada masing masing komponen R, L, dan C dapat dinyatakan : VR = I R , VL = I XL dan
VC = I XC
V =
V =
V = I
Berdasarkan hukum Ohm bahwa
= R, akan tetapi dalam rangkaian arus AC besaran
= Z yang disebut
dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun
seri dinyatakan :
Z =
di mana :
Z = impedansi rangkaian
seri RLC (Ω)
R = hambatan
(Ω)
XL = reaktansi induktif
(Ω)
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
Pada rangkaian
seri RLC
dapat mempunyai beberapa kemungkinan yaitu :
a.
Jika nilai XL > XC maka rangkaian
akan bersifat seperti
induktor, yaitu tegangan
mendahului arus dengan beda sudut fase T yang besarnya dinyatakan
dengan
tg T =
C. Daya
dalam rangkaian
Jika sebuah induktor dialiri arus
listrik bolak balik, pada inductor akan timbul medan magnetik. Untuk
menimbulkan medan magnetik ini dibutuhkan energi yang kemudian akan tersimpang
didalam medan magnetik. Jika arus listriknya dihentikan, medan magnetic
akan hilang. Bersamaan dengan itu, energy yang tersimpandidalam medan magnetik
pun akan berubah kembali menjadi energy listrik. Oleh karena inductor dialiri
arus bolak balik, akan terjadi perubahan energy berulang ulang secara periodic
dari energy listrik ke medan magnetikdan sebaliknya dari medan magnetic ke
energy listrik. Peristiwa yang sama dapat terjadi pada kapasitor. Ketika
kasitor dihubungkan dengan tegangan listrik,di dalam kapasitor timbul medan listrik.
Untuk menimbulkan medan listrik ini dibutuhkan energy yang bersal dari tegangan
listrik. Jika tegangan listriknya diputuskan, medan listrik di dalam kapasitor
juga akan menghilang dan energy yang tersimpan didalamnya akan kembali ke
rangkaian dalam bentuk arus listrik sesaat. Oleh karena kapasitor dihubungkan
dengan tegangan bolak balik, akan terjadi terjadi peristiwa perubahan energy
secara periode. Jadi inductor murni dan kapasitor murni yang ada didalam
rangkaian arus bolak balik tidak menghabiskan energy listrik karena yang
sebenarnya terjadi adalah perubahan secara berulang energy listrik dari
rangkaian ke medan magnet atau medan listrik.
Besarnya daya disipas atau transfer laju energi (P) dapat dicari dengan
beberapa rumus sebagai berikut :
Ketiga rumus di atas memerlukan faktor daya untuk mencari besarnya daya (P). besarnya daya juga samadengan daya nyata (Pnyata) yang telah dibaha sebelumnya.
D. Penerapan
dalam kehidupan sehari-hari
1. Tunning
Tuning adalah salah satu bagian dari
sebuah radio yang berfungsi untuk memilih salah satu frekuensi pemancar yang
ada di udara ini. Komponen utama pada bagian ini adalah Varco (variable
condensator). Bagaimana cara tuning memilih salah satu frekuensi dari pemancar
radio? Caranya adalah dengan menggunakan prinsipresonansi. Kalian tahukan apa
itu resonansi? Resonansi adalah peristiwa bergetarnya benda lain akibat getaran
sebuah benda walaupun kedua benda tidak bersentuhan. Kenapa bisa bergetar?
Karena terdapat kesamaan frekuensi antara kedua benda tersebut.
Berdasarkan prinsip resonansi itulah rangkaian tuning pada sebuah radio
bekerja. Ketika kita memutar varco, maka kita merubah nilai kapasitansi dan
induktansi yang ada pada rangkaian tuning tersebut sehingga menghasilkan sebuah
frekuensi yang sama dengan frekuensi pada salah satu pemancar radio yang ada.
Sebagai contoh, apabila kita ingin mendengarkan siaran dari pemancar radio yang
bekerja pada frekuensi 97,9 MHz maka kita akan memutar varco sehingga nilai
kapasitansi serta nilai induktansinya diubah sehingga menghasilkan frekuensi
sebesar 97,9 MHz juga. Dengan demikian maka kita bisa mendengarkan siaran dari
pemancar radio tersebut. Hal ini jugalah yang menyebabkan kita mendengar suara
yang tidak jernih (seperti suara desis karena terdapat dua pemancar yang
frekuensinya tercampur) apabila tidak terjadi resonansi antara frekuensi pada
rangkaian tuning dengan frekuensi dari pemancar radio yang kita dengar.
Untuk
mengetahui besar frekuensi resonansi dapat kita gunakan rumus:
Keterangan:
Fr adalah besar frekuensi resonansi
L adalah nilai induktansi
2. Filter
Filter
(Tapis) Dalam Penyearah Gelombang (Rectifier) berfungsi untuk mendapatkan
tegangan output searah yang rata dari rangkaian rectifier. Tujuan dari
penyearahan adalah memperoleh arus searah. Dalam penyearah, kita tidak
memperoleh arus searah murni melainkan arus searah yang berubah secara
periodik, jadi arus searah ini mengandung komponen arus bolak-balik. Variasi
tegangan ini disebut riak tegangan. Riak tegangan pada penyearah gelombang
penuh lebih kecil dari riak tegangan pada penyearah setengah gelombang. Untuk
lebih memperkecil riak tegangan ini digunakan filter yang bertugas untuk
meloloskan komponen searah danmencegahkomponenbolak-balik.
Filter
Kapasitor. Dengan menambahkan kapasitor paralel dengan beban R pada rangkaian
penyearah setengah gelombang, maka riak tegangan akan sangat ditekan.
Sebagaimana kita ketahui, kapasitor dapat menyimpan energi. Pada saat tegangan
sumber naik, kapasitor akan terisi sampai mencapai tegangan maksimum. Pada saat
tegangan sumber menurun, kapasitor akan melepaskan energi yang disimpannnya
melalui beban (karena pada saat ini dioda tidak konduksi). Dengan demikian
beban akan tetap memperoleh aliran energi walaupun dioda tidak konduksi.
Selanjutnya bila dioda konduksi lagi, kapasitor akan terisi dan energi yang
tersimpan ini akan dilepaskan lagi pada waktu dioda tidak konduksi; dan
demikian seterusnya. Filter semacam ini tentu saja dapat pula digunakan pada
penyearah gelombang penuh. Rangkaian Filter Kapasitor
·
low pass (tapis lolos rendah)
Rangkaian
ini digunakan untuk melewati sinyal-sinyal frekunsi rendah dan melemahkan
sinyal-sinyal frekuensi tinggi
·
High pass (tapis lolos tinggi)
Rangkaian
ini digunakan untuk melewati sinyal-sinyal frekunsi tinggi dan melemahkan sinyal-sinyal
frekuensi rendah
3. Transformator
(trafo)
Transformator (trafo) adalah
alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer)
yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai
output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).
CONTOH SOAL
1. Sebuah elemen 12 volt dan sebuah generator AC dengan
tegangan efektif 12 volt disusun seri seperti gambar. Tegangan V yang
dihasilkan adalah …
JAWAB
V = VDC + VAC
V = 12 + Veff √2 sin ωt = 12 + 12 √2 sin ωt
V= 12 (1 + √2 sin ωt) V
Jadi jawaban yang benar adalah…
C. 12 (1 + √2 sin ωt) V
2. Jika tegangan maksimum sumber arus bolak-balik = 200
V, maka besar kuat arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah....
A. 1,5 A
B. 2,0 A
C. 3,5 A
D. 4,0 A
E. 5,0 A
(UN 2011)
A. 1,5 A
B. 2,0 A
C. 3,5 A
D. 4,0 A
E. 5,0 A
(UN 2011)
Pembahasan
Data dari soal di atas sebagai berikut:
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Vm = 200 volt
Im = .................
Langkah pertama temukan dulu impedansi rangkaian (Z)
Kuat arus maksimumnya adalah
Data dari soal di atas sebagai berikut:
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Vm = 200 volt
Im = .................
Langkah pertama temukan dulu impedansi rangkaian (Z)
Kuat arus maksimumnya adalah
3.
Perhatikan
gambar rangkaian RLC berikut.
Besar impedansi pada rangkaian tersebut adalah....
A. 1600 Ω
B. 1500 Ω
C. 1300 Ω
D. 800 Ω
E. 600 Ω
(UN 2010)
Pembahasan
Data yang bisa diambil dari gambar:
R =500 Ω
L = 8 H
C = 5 μF
ω = 100 rad/s
Z =..............
Tentukan dulu reaktansi induktif (XL ) dan reaktansi kapasitifnya
Data yang bisa diambil dari gambar:
R =500 Ω
L = 8 H
C = 5 μF
ω = 100 rad/s
Z =..............
Tentukan dulu reaktansi induktif (XL ) dan reaktansi kapasitifnya
(XC):
Impedansi rangkaian:
Impedansi rangkaian:
C. 1300
DAFTAR PUSTAKA
Suharyanto, Kartono, Dwi Satia Palupi. 2009. FISIKA untuk SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta : Pusat Perbukuan.
No comments:
Post a Comment