Aku
Merenung Tenggelam dalam Kemurnian Waktu
Oleh
Nisrina Fauziyyah Puad
The Critique of Pure Reason (Immanuel Kant)
Kant
berpendapat bahwa “waktu adalah representasi yang diperlukan, yang berada di
dasar semua intuisi dan memiliki sifat apriori”. Berdasarkan konsep waktu yang
dikemukakan oleh Kant saya berpendapat bahwa waktu merupakan bagian dari akal
budi manuia yang tidak berada di alam, melainkan di dalam pikiran manuia.
Dikarenakan waktu merupakan bagian dari pikiran manusia maka waktu membantu
manusia sampai pada pengetahuan tentang dunia. Dikarenakan waktu itu merupakan
bentuk murni (intuisi murni) dan intuisi inderawi, maka bersifat apriori (yang
mendahului semua persepi aktual). Kant juga menyatakan representasi tentang
waktu harus diberikan sebagai sesuatu yang tak terbatas.
Prinsip
apodeistis dalam hubungan waktu menurut Kant “waktu berbeda tidak ada secara
berdampingan, tapi berturut-turut”. Dari pendapat kant saya menyimpulkan bahwa
waktu hanya memiliki satu dimensi yang tidak saling bertabrakan namun berurutan
berdasarkan urutan kejadiannya. Ada istilah “masa lalu, masa kini, dan masa
depan”, secara alamiah kita mengetahui bahwa sedang hidup di masa kini. Dari
kalimat ini kita dapat pahami bahwa yang benar-benar ada adalah masa kini, masa
depan tidaklah benar-benar ada karena masa depam hanya terbentuk dari sebuah
harapan dan bayangan semata. Disamping itu seringkali kita terbiasa melihat
masa lalu sebagai kenyataan karena mengingat secara berlibihan, sehingga dibuat
cemas oleh penyesalan dan kemarahan atas apa yang telah diperbuat di masa lalu.
Seringkali kejadian ini dilakukan sebatas membuang-buang energi untuk
memikirkan sesuatu yang tidak ada dan akhirnya menciptakan penderitaan tanpa
alasan untuk diri sendiri.
Konsepsi tentang
perubahan dan konsepsi tentang gerakan seperti perubahan tempat hanya mungkin
terjadi melalui representasu waktu, sehingga jika representasi ini bukan
merupakan sebuah intuisi apriori yang tidak memiliki konsepsi dari jenis
apapun, maka bisa dipahami kemungkinan adanya perubahan. Dengan demikian,
konsepsi tentang waktu menjelaskan kemungkinan yang begitu banyak mengenai
pengetahuan sintesis apriori, seperti yang ditunjukan dalam doktrin umum
tentang gerak.
Waktu bukanlah sesuatu yang hidup dalam dirinya sendiri atau yang melekat pada benda-benda sebagai sebuah kebutuhan objektif, dan waktu tetap ada ketika abstraksi dibuat dari kondisi subjektif dari intiusi tentang benda. Waktu tidak lain adalah bentuk perasaan internal, yaitu berasal dari intuisi diri dan keadaan internal. Waktu adalah kondisi formal apriori dari semua fenomena. Kant menegaskan secara universal “fenomena secara umum, yaitu semua objek indera berada dalam waktu, dan tentu saja berada dalam hubungan dengan waktu”.
“Pikiranku tak bisa terpisahkan oleh waktu, dan waktu adalah persepsi dari pikiranku sendiri”
No comments:
Post a Comment