Laporan Kuliah Pertemuan Pertama
Filsafat Ilmu. Rabu, 01 September 2021
Prof. Dr. Marsigit, M.A
Mata kuliah Filsafat
Ilmu diampu oleh Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A berlangsung pada semester 1 S2
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Perkuliahan
pertama mata kuliah Filsafat ilmu ini terlaksana pada hari Rabu, 01 September
2021 pukul 07.30 – 09.10 WIB dan dihadiri oleh 23 mahasiswa kelas A S2
Pendidikan Matematika UNY, bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A mengajar secara
langsung di Vidconf (Zoom) serta berlangsung dengan cukup baik dan lancar. Pertemuan
pertama ini diawali dengan perkenalan seluruh mahasiswa dengan menyebutkan
nama, alamat asal, dan jurusan kuliah sebelumnya.
Bapak Prof. Marsigit
menyampaikan tata cara, aturan, tugas, dan adab dalam perkuliahan mata kuliah filsafat
ilmu. Perkuliahan berbasis WA group dan tugas dikirim langsung PC (Perssonal
Chat), untuk perkuliahan menggunakan VidConf (Zoom) cukup 8-9 pertemuan dan
sisanya bisa mandiri dan pemberian tugas. Tugas yang diberikan meliputi: (1)
Tonton video YouTube yang telah diberikan dan tuangkan dalam tulisan; (2) Menulis
laporan perkuliahan dalam 1 halaman; (3) Menghimpun tulisan-tulisan filsafat
yang ada di akun facebook Prof. Marsigit; dan (4) Membuat biodata berfoto.
Uniknya saat perkuliahan filsafat ilmu berlangsung, mahasiswa dianjurkan tidak
mencatat di buku secara manual selama perkuliahan tapi fokuskan untuk
mendengarkan dan berpikir. Untuk menyimpan materi yang disampaikan bisa
memanfaatkan teknologi dengan menggunakan rekaman atau alat bantu lainnya.
Dalam mata kuliah filsafat
ilmu, tidak menggunakan sumber secara baku. Berfilsafat itu olah pikir, bisa didefinisikan
sesuka hati dan setiap definisi yang diberikan bisa dikritisi. Berpikir itu dilakukan
oleh manusia, dan hanya ada di dunia saja karena di akhirat hanya tinggal amal
perbuatan. Jadi, berpikir itu merupakan suatu urusan dunia yang sifatnya tidak
absolute (relatif). Menurut Prof. Marsigit filsafat itu merdeka dan independen
sesuai pemikiran sendiri, namun tergantung batasan-batasan yang ada seperti
dalam ranah spiritual. Dalam filsafat pahit itu manis, lebar itu sempit, gemuk
itu kurus, salah itu benar, berbeda dengan matematika dan semua itu unik dan
bedanya belajar filsafat dan belajar matematika. Belajar matematika berawal
dari yang abstrak menjadi jelas, sedangkan belajar filsafat diawali dari yang
jelas menjadi abstrak. Saat sudah merasa binggung atas apa yang dipikirkan,
berarti sudah siap untuk menerima pengetahuan baru sedangkan jika binggung
dalam hati itu harus dihindari karena berasal dari setan. Ketika manusia egonya
tinggi tidak mungkin bisa belajar filsafat ataupun menuntut ilmu lainnya.
Untuk masuk dunia
filsafat, biasakan untuk tersenyum dalam kehidupan karena “kalau kamu tersenyum
pada dunia, maka dunia akan tersenyum pada dirimu”. Dalam filsafat kalau jelas
itu bahaya, karena jika sudah jelas maka proses berpikirnya telah berh enti. Manusia dapat membangun pengetahuan
dengan dibatasi oleh spiritual dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Hidup
kalau masih dalam dunia itu akan ada kontradiksinya, secara filsafat semua
matematika hanya benar dalam pikiran namun semuanya salah dalam tulisan.
Mudah-mudahan dengan belajar filsafat bukan hanya bisa menjadi akademika yang bisa terus berpikir untuk mendaptkan ilmj baru, tapi bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Semangat Befilsafat !!!
No comments:
Post a Comment