TUGAS ESSAY
REALISASI PERAN INTELEKTUAL MAHASISWA GUNA MEMBANGUN NEGERI YANG
MAKMUR SEJAHTERA
KELOMPOK 27
NISRINA FAUZIYYAH PUAD
162151081
UNIVERSITAS SILIWANGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KOTA TASIKMALAYA
REALISASI PERAN INTELEKTUAL MAHASISWA GUNA MEMBANGUN NEGERI YANG
MAKMUR SEJAHTERA
“Sesungguhnya di tangan pemudalah letaknya suatu umat, dan di kaki
merekalah terdapat kehidupan umat”
Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena sedang
melakukan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi
calon-calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat.
Mahasiswa biasanya terdiri dari umur 18-30 tahun atau dalam arti lain mahasiswa
masih mengalami kelabilan emosi karena belum mencapai kedewasaan yang sempurna
atau masih bisa disebut pemuda. Namun sedikit sekali pemuda yang bisa merasakan
menjadi seorang mahasiswa yang mumpuni dalam kemampuan intelektualnya.
Maka dari itu mahasiswa identik dengan masa muda yang produktif.
Dikatakan demikian karena pada saat menjadi mahasiswa seseorang baru akan
memasuki gerbang kedewasaan, setelah sekian lama berada dalam fase remaja
dengan dibekali ilmu pengetahuan yang
dapat memaksimalkan proses pendewasaannya dan membantu mempercepat
kematangan pemikiran intelektualnya. Dalam memasuki fase kedewasaan ini
mahasiswa mulai belajar untuk membangun jati dirinya dengan didasari oleh suatu
idealisme yang diyakini oleh dirinya tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal yang dapat menggeser makna kebenarannya. Mahasiswa juga belum
terprngaruhi oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dan sebagainya.
Masa muda adalah masa yang penuh dengan harapan, sarat dengan
cita-cita dan penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Karena itu
pantas saja jika dikatakan bahwa para pemuda merupakan salah satu penemtu maju
atau mundurnya suatu negara. Sebab terbukti bahwa pemuda sudah fitrahnya
merupakan penerus estapeta kepemimpinan suatu negara. Sebuah ungkapan
menyatakan “young today is leader in tomorrow”.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatanyang dimiliki oleh
mahasiswa, tidak sepantasnya mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya
sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa
bukan lagi siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat, bukan pula
pemerintah yang mengatur negeri. Mahasiswa memiliki posisi tersendiri di
lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat,
bisa pula diartikan bahwa posisi mahasiswa itu berada di antara posisi
masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu harus ditentukan peran intelektual
mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
Realisasi peran mahasiswa guna membangun suatu negara yang makmur
dan sejahtera diantaranya, sebagai berikut:
·
Mahasiswa
sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa
sebagai “Iron Stock”, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia
yang memilki kemampuan intelektual yang tangguh dan akhlaq mulia yang nantinya
akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan
aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
Dalam konsep
islam para pemuda (mahasiswa) sebagai generasi pengganti tersirat dalm Al-Quran
Surat Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak
dan memiliki karakter yang mencintai dan dicintai, lemah lembut pada yang
beriman dan keras pada yang kafir. Sejarah telah membuktikan bahwa ditangan
pemudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme,
hingga reformasi pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi suatu
negara. Langkah berikutnya yang dapat kita lakukan untuk memenuhi peran Iron
Stock tersebut adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai
pengetahuan baik itu dari segi keprofesian atau dari segi kemasyarakatan, dan
tak lupa dengan mempelajari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada generasi
sebelumnya.
·
Mahasiswa
sebagai “Guardian of value”
Mahasiswa
sebagai “Guardian of value”,
berarti mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai yang berada di masyarakat. Masyaraakat
dan pemerintah harus melihat mahasiswa sebagai insan akademis yang selalu
berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran.
Sebagai mana
diterangkan di atas bahwa nilai yang
harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan
di dalamya. Nilai itu jelaslah bukan dari hasil pragmatisme, nilai itu haruslah
berasal dari dzat yang maha benar dan maha mengetahui.
Pemikiran Guardian
of value yang berkembang selama ini
hanyalah sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya. Hal itu memang
tidak salah, namun arti sebenarnya Guardian of value adalah penyampaian, dan penjagaan
nilai-nilai kebenaran mutlak dimana nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan
watak ilmu yang dimiliki mahasiswa. Watak ilmu itu sendiri adalah selalu
mencari kenbenaran yang ilmiah. Selain sebagai penjaga Guardian of value memiliki kelemahan yaitu bilamana
terjadi pergeseran nilai, dan nilai itu sudah jadi perimeter kebaikan di
masyarakat, maka kita akan kesulitan dalam memandang arti kebenaran nilai itu
sendiri.
·
Mahasiswa
sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa
sebagai “Agent of Change” yaitu mahasiswa sebagai agen suatau perubahan negerinya
karena sudah memiliki landasan intelektual yang dapat membantu proses perubahan
kearah yang lebih baik, berbeda dengan pemuda biasa yang tidak memiliki
landasan intelektual mereka tidak akan bisa melakukan perubahan kearah yang
lebih baik. Kondisi negara pada saat ini masih jauh dari kata ideal, masih
banyak benih-benih penyakit yang ada di hati masyarakat, mulai dari para pejabat
hingga rakyat golongan bawah.
Alasan
selanjutnya mengapa kita harus menggadakan perubahan adalah karena perubahan
merupakan sebuah perintah sang pencipta. Berdasarkan dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d:11,
suatu kaum harus mau berubah jika mereka menginginkan suatu keadaan yang lebih
baik. Lalu berdasarkan hadis yang menyebutkan bahwa “orang yang hari ini
lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, dan yang tidak lebih
baik adalah orang yang merugi”. Oleh karena itu betapa pentingnya sebuah
perubahan yang harus kita lakukan.
Perubahan itu
sendiri terbagi menjadi dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan
kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat
materialistik seperti teknologi, misalnya suatu negara belum menggunakan
peralatan teknologi modern (tradisional) maka akan menciptakan masyarakat yang
feodal. Sedangkan negara yang sudah menerapkan teknologi modern yang super
canggih maka akan menciptakan masyarakat kapitalis, dan internet akan
menciptakan masyarakat yang informatif. Sedangkan pandangan lainnya meyakini
bahwa ideologilah yang memegang peranan penting dalam perubahan suatu negeri.
Maka dari itu kita sebagai mahasiswa harus bisa mengakomodasi kedua pandangan
tersebut guna tercapainya perubahan yang kita harapkan.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa pemuda memilki peran
penting atau dapat diartikan sebagai tulang punggung suatu negara mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan seluruh rakyatnya. Oleh karena itu
kita sebagai generasi penerus bangsa mari kita singsingkan lengan baju,
kencangkan ikat pinggang, langkahkan kaki untuk bekerja dan beramal demi
kemajuan negara yang kita cintai.
No comments:
Post a Comment